Sunday, October 17, 2010

INKA Rangkul Bombardier Kembangkan Lokomotif Diesel

Posted by Kalih Hari Suwarno 1:59 AM, under | No comments

Lokomotif Bombardier
PT Industri Kereta Api (INKA) dan perusahaan asal Jerman, Bombardier, Selasa (1/6), menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan teknologi lokomotif diesel di Indonesia.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan menjelaskan, “Kami meminta Bombardier memberikan workshop mengenai teknologi lokomotif diesel.”
Tundjung menuturkan, lokomotif diesel yang beroperasi di Indonesia sangat terbatas dan umurnya sudah tua, rata-rata di atas 25 tahun.
Teknologi yang ditawarkan Bombardier memiliki keunggulan, antara lain biaya investasi dan operasional relatif rendah. Namun, pengoperasian di setiap negara akan berbeda.
“Faktor manusia sangat berpengaruh,” kata Tundjung. Ia menambahkan, INKA siap menyerap ilmu Bombardier untuk kebutuhan Asia. Lokomotif diesel yang diproduksi akan diprioritaskan untuk jarak menengah dan jauh.
Selain lokomotif diesel, dua dari sepuluh train sheet Kereta Rel Listrik dari Bombardier yang dirakit INKA direncanakan selesai akhir tahun ini. KRL senilai 33,3 juta euro itu akan digunakan untuk trayek Jabodetabek.

Kereta Ekonomi AC

Posted by Kalih Hari Suwarno 1:56 AM, under | No comments

Kereta Ekonomi AC
Kereta Ekonomi AC
Pada hari Rabu, 24 agustus 2010 PT INKA mengadakan uji coba perjalanan Kereta Ekonomi AC pulang-pergi dari Stasiun Besar Madiun menuju Stasiun Solo Balapan.
Dalam rangka mensukseskan program pemerintah menyediakan angkutan lebaran yang nyaman dan aman, PT INKA memproduksi kereta ekonomi jenis baru yang berpendingin(AC).
Uji Jalan Kereta Ekonomi AC
Uji Jalan Kereta Ekonomi AC
Dalam uji jalan tersebut turut serta Direktur Jenderal (Dirjen) Keselamatan dan Terknik Sarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko dan Direktur Utama PT INKA Roos Diatmoko.
Kereta ekonomi AC tipe K3 buatan PT Industri Kereta Api (INKA) akan diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Perhubungan 3 September 2010. Kereta tersebut digunakan untuk menunjang angkutan lebaran.

KA Argo Lawu

Posted by Kalih Hari Suwarno 1:41 AM, under | No comments

Pada ujicoba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang menggambarkan keinginan kuat dari PT. Kereta Api (Persero) untuk melayani pemerjalan Solo-Jakarta dengan layanan kereta api yang memiliki waktu tempuh 7 jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50. Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi brand Argo dengan nama KA Argo Lawu.

 
  



KA Argo Lawu membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Yogyakarta dan Purwokerto.


Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lau) yang terletak disebelah Timur Laut Kota Surakarta (wilayah administrasi Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 m. Dengan puncak yang berupa dataran yang berbukit-bukit dan sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif merupakan panorama yang sangat indah yang dapat kita saksikan dari Lembah Tawangmangu dan Telaga Sarangan.


Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Selama dalam perjalanan pramugara dan pramugari yang terlatih serta ramah siap untuk menyajikan pelayanan yang dibutuhkan penumpang.
 
Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
InteriorDesain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
  • Kapasitas 50 tempat duduk perkereta
  • Reclining & revolving seat system
  • Dilengkapi meja lipat & sandaran kaki
  • Desain ergonomis
Leluasa & nyaman
Pintu ruanganSistem geser otomatis
JendelaKaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tiraiUkuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
Penyegar udara2 set Air Conditioner (AC) tiap keretaTemperatur 21 – 260 C
Jenis BogieK8/NT.60 dengan system suspense conical rubber bounded dan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorberMemperhalus goncangan
Fasilitas keselamatanTabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnyaAudio/video, lampu baca, toilet

TIM FUTSAL PT KAI JUARA PERTAMA HARHUBNAS 2010

Posted by Kalih Hari Suwarno 1:39 AM, under | No comments

Lewat pertandingan yang ketat dan melelahkan yang diakhiri dengan adu pinalti, tim Futsal PT KAI berhasil keluar sebagai juara pertama mengalahkan tim Futsal PT. DAMRI  pada  liga Hari Perhubungan Nasional Tahun 2010, Kamis (1/10) di GOR Bulungan, Jakarta.
Tim futsal PT KAI  berhasil mengalahkan tim DAMRI dengan skor 6 – 5 lewat adu pinalti. Kemenangan tersebut sudah nampak sejak awal pertandingan, dimana tekanan dan serangan lebih banyak didominasi oleh tim futsal PT KAI. Namun pertahanan tim DAMRI cukup kuat sehingga peluang-peluang cantik belum dapat diselesaikan dengan baik.
“Kita patut bersyukur dapat menjadi juara pertama walau pertandingan tersebut sangat alot. Ini adalah hasil kerja sama tim yang sangat baik yang perlu terus ditingkatkan agar bisa mempertahankan gelar juara tersebut di tahun depan ” ujar Edi Suryanto selaku koordinator tim futsal PT KAI.
Menurut Edi, rencananya piala dan medali akan diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan RI, Fredy Numberi pada puncak hari perhubungan nasional 2010. Harhubnas tahun ini sepakat mengusung tema “Melalui Peringatan Harhubnas 2010, kita tingkatkan kualitas pelayanan kepada masyatakat guna mewujudkan pelayanan yang tepat mutu dan tepat waktu.”


 Tim Futsal PT. KAI
Dalam sambutan Menteri Perhubungan pada  peringatan hari perhubungan menyatakan momentum Harhubnas (Hari Perhubungan Nasional) 2010 ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan mawas diri, intropeksi dan koreksi terhadap berbagai tugas yang diamanahkan. Tujuan utama peringatan ini untuk meningkatkan rasa kebersamaan sesama warga perhubungan dan mitra kerja, meningkatkan kesadaran dan dan tanggungjawab, serta meningkatkan penghayatan dan pengamalan “Lima Citra Manusia Perhubungan”.

“Oleh kerena itu menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa transportasi kepada masyarakat untuk mewujudkan pelayanan yang tepat mutu dan tepat waktu. Hendaknya tema tersebut dapat dipedomani dengan senantiasa membangun semangat kerja dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk memberikan pelayanan jasa transportasi yang berkualitas, tepat mutu dan tepat waktu,” kata Menteri Perhubungan dalam sambutannya. (humaska)

Sejarah Kereta Api Indonesia

Posted by Kalih Hari Suwarno 1:32 AM, under | No comments

Sejarah


 
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).
 
 
Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
 
PeriodeStatusDasar Hukum
Th. 1864Pertama kali dibangun Jalan Rel
sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
 
1864 s.d 1945Staat Spoorwegen (SS)
Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS)
Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
IBW
1945 s.d 1950DKAIBW
1950 s.d 1963DKA - RIIBW
1963 s.d 1971PNKAPP. No. 22 Th. 1963
1971 s.d.1991PJKAPP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d 1998PERUMKAPP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d. ......PT. KERETA API (Persero)PP. No. 19 Th. 1998
Keppres No. 39 Th. 1999
Akte Notaris Imas Fatimah