Sunday, July 17, 2011

Pelayanan Kebersihan Mutlak Diberikan

Posted by Kalih Hari Suwarno 7:22 AM, under | No comments

Komitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kebersihan baik di atas kereta api (KA) maupun di stasiun, terus dilakukan oleh manajemen PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) demi kepuasan para pengguna jasanya. Disadari atau tidak, peran perkeretapian sebagai salah satu moda transportasi massal semakin nyata saat ini, terutama untuk memberikan solusi dalam memecah kemacetan di jalan raya. Namun, jika peran penting ini tidak dibarengi dengan pelayanan yang optimal kepada para pengguna jasa KA, akan terasa hambar.

Direktur Komersial. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, membuka Lokakarya Kebersihan Kereta dan Stasiun, yang diikuti oleh para penanggung jawab kebersihan di kereta dan stasiun, baik internal PT. KAI maupun mitra kerja PT. KAI dalam bidang kebersihan.

Berbagai kekurangan yang ada selama ini, terutama dalam pelayanan, terus diperbaiki satu demi satu. Dan, yang paling menjadi sorotan para pengguna jasa selama ini, ialah kebersihan kereta dan stasiun. Hal ini pun sempat disinggung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik dalam acara peluncuran kereta batik beberapa waktu yang lalu. Menurutnya, keluhan masyarakat terhadap kereta api adalah tentang kelambatan dan kekotoran, jika saja seluruh toilet di kereta api bersih, maka semuanya akan beres.

Direktur Operasi PT. KAI, Bambang Irawan (kiri) menandatangani Komitmen untuk senantiasa menjaga kebersihan di lingkungan Stasiun maupun Kereta demi kepuasan para pengguna jasa Kereta Api, yang disaksikan oleh Direktur Komersial. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito (tengah) dan VP Hospitality, Drs. Noor Hamidi S. M. Si (kanan)
 
 
Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Komersial. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, selama ini ketakutan dari pengguna jasa, terutama yang menggunakan KA jarak jauh, yaitu kebersihan daripada toilet dari kereta yang mereka gunakan serta stasiun. “Saat ini, kita sudah mulai banyak berubah, stasiun-stasiun milik kita sudah banyak yang bersih, toilet-toilet di dalamnya pun sudah bersih,” ujarnya  ketika membuka Lokakarya Kebersihan KA dan Stasiun di Hotel Grand Preanger, Bandung, Jumat (15/7).

Dalam lokakarya ini, diisi paparan dari VP Hospitality PT. KAI, Drs. Noor Hamidi S. M. Si (tengah), serta Parlidungan Marpaung (kanan) dengan moderator Manajer Pelayanan Stasiun, Djoko Soekotjo (kiri)
 
 
Ia menambahkan, prestasi yang baik ini, jika tidak dipertahankan sama saja dengan percuma. “Harus  cari solusi dari setiap masalah yang ada, jangan saling menyalahkan, karena pelayanan kebersihan harus dilakukan oleh pegawai PT. KAI, akan memberikan kenyamanan. Dan itu merupakan kompensasi bagi penumpang yang mutlak diberikan oleh kita,” tutur Wimbo kepada seluruh peserta lokakarya yang berasal dari mitra rekanan kerja PT. KAI yang bergerak dalam bidang cleaning service dan internal PT. KAI sendiri.

Sebanyak lebih dari 100 peserta yang mengikuti Lokakarya ini, turut pula menandatangani komitmen untuk menjaga kebersihan dan keindahan Stasiun serta kereta.

Diharapkannya, dengan adanya lokakarya ini, akan muncul sebuah standar baku yang digunakan menilai dan menyamakan persepsi mengenai pelayanan kebersihan di atas kereta api dan stasiun. Baik dalam kategori sumber daya manusia (SDM) yang mengelola sampai pada alat-alat dan bahan baku yang digunakan. Dalam lokakarya ini, diisi paparan dari Vice President (VP) Hospitality PT. KAI, Drs. Noor Hamidi S. M. Si, serta Parlidungan Marpaung. (Humaska)

Revitalisasi Stasiun Tugu Semakin Nyata

Posted by Kalih Hari Suwarno 7:13 AM, under | No comments

Pengembangan Stasiun Tugu Yogyakarta, menemukan titik lanjut. Berdasarkan pertemuan yang dilakukan pada bulan Februari lalu, antara PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dengan pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Pemerintah kota Yogyakarta, dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama (Memorandum of Understanding (MoU)) yang dilakukan Senin (11/7). Penandantanganan MoU diadakan di Gedung Kepatihan Kegubernuran DIY, ditandangani langsung oleh Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan, Gubernur Propinsi DIY, Sultan Hamengkubuwono X, perwakilan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Haryo Pangeran Wahono Sapto Kriyo, dan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto.
 
 
Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan (kiri), dan perwakilan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Haryo Pangeran Wahono Sapto Kriyo (kanan) menandatangani MoU Revitalisasi dan Pengembangan Stasiun Tugu Yogyakarta disaksikan oleh Gubernur Propinsi DIY, Sultan Hamengkubuwono X (kedua kiri), serta Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto (kedua kanan) yang sebelumnya sudah menandatangani MoU ini.
 
 
Penandatanganan MoU Stasiun Tugu Yogyakarta ini, semakin mendekatkan langkah semua pihak untuk merevitalisasi sub kawasan ini menjadi sebuah meeting point yang terpadu. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan DIY secara umum dan stasiun ini pada khususnya sebagai saksi dari perjalanan sejarah Negara Republik Indonesia. Selain itu, per tahunnya, perkembangan jumlah penumpang kereta api (KA) di stasiun ini menunjukkan trend yang positif dengan angka 10 sampai 17 persen. Dan diperkirakan tahun depan akan meningkat.
Peningkatan jumlah penumpang ini, dipandang perlu untuk dilakukan pembenahan fasilitas dan lingkungan yang lebih baik. Kawasan ini, nantinya akan diintegrasikan dengan jalan Malioboro yang juga merupakan daerah destinasi wisata di kota ini. Seperti yang dijelaskan oleh Jonan, kesepakatan untuk menata kawasan ini, tidak akan menghilangkan dan merubah bentuk bangunan Stasiun Tugu yang juga menjadi salah satu cagar budaya milik bangsa ini.
“Arsitektur bangunan Stasiun Tugu memiliki paduan seni budaya Keraton dan Eropa yang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga Stasiun Tugu dijadikan bangunan cagar budaya,” ujar Jonan. Ia menambahkan, jika revitaliasasi kawasan Stasiun ini segera terealisasi, maka ini merupakan pengembangan yang pertama dilakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. “Kami memprioritaskan pengrevitalisasian Stasiun Tugu dikarenakan kultur masyarakat Yogya yang turut menjaga kereta api serta semakin meningkatnya jumlah penumpang KA baik yang naik maupun yang turun di stasiun ini,” tegasnya.

Bangunan Stasiun Tugu tidak akan dihilangkan maupun dirubah bentuknya, mengingat Stasiun ini masuk dalam Bangunan Cagar Budaya yang mesti dilestarikan.

Dalam kesempatan yang sama, Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan dengan adanya revitalisasi stasiun ini, akan semakin menunjang menggeliatkan kegiatan ekonomi kawasan Yogyakarta. “Saya menyambut baik penandatanganan kesepakatan bersama ini, dengan harapan agar sebelum MoU ini berakhir dalam 12 bulan mendatang, tim bersama yang dibentuk sudah bisa menghasilkan pra studi kelayakan yang memadai sebagai dasar acuan perencanaan dan pengembangan pembangunan,” tutur Sultan Hamengkubuwono X.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah serta rahmatnya, dengan MoU ini dapat direalisasi tepat waktu, tepat tuju, tepat harga, dan tepat mutu, serta memberik manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar dan warga Yogyakarta pada umumnya,” harap Sultan Hamengkubuwono X. Kawasan terpadu Stasiun Tugu, juga akan diintegrasikan dengan jalan Malioboro yang juga sebuah destinasi unggulan wisata di Yogyakarta. Selain itu, di kawasan terpadu ini akan dibangun juga lahan parkir yang mampu menampung dalam jumlah besar. Sehingga mampu memecah kemacetan yang sering terjadi di jalan Malioboro, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. (Humaska)